Objek Wisata Sangalla' Tana Toraja
sekedar ingin berbagi seputar Tana Toraja yaah guys..tanah kelahiran saya sendiri :)
maaf buat sumber aku repost yah infonya..semoga gak keberatan ;)
sumber : portalsolata
1. Kuburan Batu Suaya/ Kuburan Raja-Raja Sangalla'
Kuburan pada tebing di Suaya |
SUAYA adalah kuburan Raja-raja Sangalla. Kuburan ini berada di satu sisi
dinding bukit cadas yang dipahat dan dibentuk kantung-kantung.
Patung-patung (tau-tau) para raja dan keluarga raja diberi pakaian
seperti pakaian saat mereka hidup dulu.
Lokasi situs pemakaman gua suaya terletak 23 kilometer di sebelah selatan kota Rantepao atau 10 kilometer sebelah barat kota Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Gua-gua itu terletak cukup tinggi dari permukaan tanah. Sebagai tempat bersemayamnya raja, masyarakat sekitar telah menjadikannya tempat ziarah rutin. Sebagaimana tradisi mereka yang sangat menghormati orang-orang besar dan para leluhur. Tersedia tangga batu yang memudahkan wisatawan untuk melihat-lihat ke dalamnya.
Warga sekitar menyebutkan, tangga batu itu sudah ada sejak raja-raja itu masih hidup. Digunakan oleh para raja Sangalla untuk menyendiri dan melakukan semacam pertapaan. Banyak peninggalan para raja, termasuk pusaka-pusaka.
Lokasi situs pemakaman gua suaya terletak 23 kilometer di sebelah selatan kota Rantepao atau 10 kilometer sebelah barat kota Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Gua-gua itu terletak cukup tinggi dari permukaan tanah. Sebagai tempat bersemayamnya raja, masyarakat sekitar telah menjadikannya tempat ziarah rutin. Sebagaimana tradisi mereka yang sangat menghormati orang-orang besar dan para leluhur. Tersedia tangga batu yang memudahkan wisatawan untuk melihat-lihat ke dalamnya.
Warga sekitar menyebutkan, tangga batu itu sudah ada sejak raja-raja itu masih hidup. Digunakan oleh para raja Sangalla untuk menyendiri dan melakukan semacam pertapaan. Banyak peninggalan para raja, termasuk pusaka-pusaka.
2. Kuburan Tampang Allo
Makam bangsawan Sangalla yang bergama islam |
Hampir sama dengan situs makam kuno yang
kita temui sebelumnya. Di situs ini terdapat banyak makam gantung, peti
mati, tengkorak dan tulang belulang yang berserakan. Yang membuatnya
unik adalah kisah “sehidup semati, satu kubur kita berdua” dari Sang
penguasa Sangalla dan istrinya.
Dalam
sejarahnya diceritakan bahwa dahulu, sekitar abad ke-16, penguasa
Sangalla’ (Sang Puang Manturino) bersama istrinya (Rangga Bulan) memilih
Gua Tampang Allo sebagai tempat pemakamannya kelak jika mereka
meninggal dunia.
Namun, Rangga Bulan
meninggal lebih dahulu dan jenazahnya dimasukkan dalam erong serta
diletakkan dalam gua Tampang Allo. Dan ketika Sang Puang Manturino
meninggal, erong tempat jenazahnya justru ditempatkan di pemakaman
Losso, yang letaknya tidak jauh dari Tampang Allo.
Singkat
cerita, jenazah Sang Puang ternyata menghilang dari erongnya dan saat
ditemukan, jenazahnya telah bersatu dengan jenazah istrinya di Tampang
Allo.
Demikianlah bagaimana kisah
ini akhirnya mengilhami masyarakat setempat yang menyepakati bahwa Gua
Tampang Allo adalah perwujudan perjanjian dan sumpah suami istri.
3. Museum Buntu Kalando
Tongkonan yang dijadikan Museum Buntu Kalando |
Museum
Buntu Kalando diresmikan pada tanggal 29 Juli 1980. Pendirian museum ini
adalah atas anjuran beberapa tokoh masyarakat agar beberapa benda-benda
peninggalan budaya yang bernilai sejarah mempunyai wadah sebagai tempat
pemeliharaan dan perawatan dalam rangka pelestarian budaya nasional.
Fungsi lain dari museum ini adalah sebagai pusat pelayanan masyarakat
adat.
Koleksi museum Buntu Kalando berjumlah 701 terdiri dari koleksi geografi, arkeologi, numismatik/ heraldik, keramik, dan seni rupa.
Koleksi museum Buntu Kalando berjumlah 701 terdiri dari koleksi geografi, arkeologi, numismatik/ heraldik, keramik, dan seni rupa.
Museum Buntu Kalando, yang merupakan bekas istana Puang Sangalla,
terletak di lembang (desa) Kaero, kecamatan Sangalla, kabupaten Tana
Toraja. Jaraknya tidak jauh, hanya sekitar enam kilometer dari kota
Makale, ibukota kabupaten Tana Toraja. Jika menggunakan kendaraan roda
empat, anda hanya membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam untuk
sampai di tempat itu.
4. Kolam Alam/Danau Assa
Kolam alam yang masih sangat alami |
Foto: semaniskopi.blogspot.com |
Kolam Alam Assa merupkan sebuah danau
kecil yang terbentuk secara alami yang menyugukan pemandangan yang indah
dan suasana yang masih sangat alami dan segar. Kolam alam ini hanya
ketahui oleh sebagian kecil orang toraja karena masih luput dari
perhatian pemerintah Tana Toraja. Kolam ini hampir sama dengan kolam
alam Limbong di Rantepao menyimpan banyak mitos dan cerita.
5. Permandian Air Panas Makula
Kolam Air Panas Makula |
Makula’ terletak ± 12 km dari Makale di Kecamatan Sangalla’ Selatan. Ada
mata air panas dengan kolam untuk berendam. Menurut kepercayaan
masyarakat, airnya bisa menyembuhkan penyakit kulit. Terdapat tiga
sumber air panas di Makula yang letaknya saling berdekatan. Di sekitar
mata air itu, berdiri rumah peristirahatan. Pengelolanya sengaja
menyediakan kolam-kolam untuk menampung air panas yang dialirkan dari
sumbernya. Sambil menikmati keindahan alam di Sangalla, wisatawan dapat
berendam air hangat sepuasnya.
Air panas itu muncul dari batu gamping dan batu pasir yang mendominasi
struktur tanah Sangalla. Temperatur tertinggi air itu 43,6 derajat
celcius pada temperatur udara 22,1 derajat celcius. Sumber panas
diperkirakan berasal dari kantung magma di bawah Bukit Kaero. Energi
panas merambat melalui bebatuan.
6. Kuburan Bayi/Baby Grave Kambira
Kuburan Bayi Pada Pohon |
Proses penguburannya pun
tidak mudah, semuanya harus melalui ritual terlebih dahulu. Dan menurut
cerita, selama proses adat ini berlangsung, semua yang hadir tidak boleh
berbicara, menoleh ke kiri/kanan ataupun ke belakang.
Larangan ini baru berakhir ketika pa’piong (makanan khas Toraja, dimana daging dimasak di dalam bambu) sudah dipotong.
Suku
Toraja yang menganut kepercayaan Aluk Todolo menganggap bahwa bayi yang
belum tumbuh giginya dianggap masih suci. Sedangkan pohon Tarra’
dipilih karena memiliki banyak getah yang dianggap sebagai pengganti air
susu ibu.
Mereka percaya bahwa cara
ini sama halnya seperti mereka mengembalikan bayi-bayi ini ke rahim
ibunya. Dengan begini, mereka akan menyelamatkan bayi-bayi yang lahir
kemudian.
7. Gua Alam Sullukan
Foto ilustrasi |
Gua
Alam Sullukan merupakan Goa Alam yang terletak di Kecamatan Sangalla
Selatan berjarak 24 Km dari Rantepao dan 12 Km dari Makale kurang lebih
100 meter sebelum Permandian Air Panas Makula. Goa ini terletak tepat
di pinggir sungai kecil jadi untuk mencapainya harus melewati sebuah
sungai kecil. Untuk masuk kedalam goa ini di butuhkan penerangan yang
cukup karena kondisi goa yang sangat gelap. Berbeda dengan goa
lain di Toraja dalam goa ini tidak digunakan sebagai kuburan sehingga
tidak ditemukan tengkorak manusia, hanya stalagtit dan talagmit yang
dapat kita jumpai. Sayangnya goa alam ini belum dikelola dengan baik
oleh pemerintah sehingga belum dikenal oleh banyak orang.
8. Kuburan dan Gua Alam Sakpak Bayobayo
Lubang gua yang dalam |
Lo'kok bekak |
Lo'kok ne' pendang |
Sumur keramat |
Sungai tempat bermuara gua. |
Kuburan dan Goa Alam sakpak bayobayo
merupakan sebuah situs yang masih sangat alami akan tetapi menyimpan
cerita dan mitos yang sangat menarik. Pada Gua alam ini terdapat 4 buah
Lubang Gua (Lo'kok) yaitu Lo'kok Ne' Pendang, Lo'kok Tarru, Lo'kok Bekak, Lo'kok Kalumpini.
Air dari sebuah sungai kecil masuk kedalam sebuah lubang yang besar
dan akan muncul di sebuah sungai yang jaraknya beberapa ratus meter
jauhnya yang dipisahkan oleh sebuah gunung batu. Banyak cerita
dan mitos yang yang muncul dari goa ini entah benar atau tidak Jika ada
sebuah benda baik itu berupa ranting ranting pohon atau apapun yang
terbawa arus air yang masuk kedalam lobang goa tersebut tidak akan
pernah ditemukan muncul di sungai tempat bermuara air tersebut dan air
yang muncul di muara tersebut tidak pernah tercemar. Di Sakpang bayo
bayo terdapat sebuah sumur keramat yang terletak di pinggir sungai yang
menjadi muara goa tersebut,menurut cerita jika seekor burung terbang
tepat di atas sumur tersebut dan bayangan (Bayo Bayo) dari burung
melitasi sumur maka entah apa yang menyebabkan burung itu langsung jatuh
kedalam sumur, Secara logika ini mungkin sulit di terima tapi cerita
inilah menjadi asal nama Sakpang Bayo Bayo "Bayangan".
Itulah beberapa objek wisata di wilayah
Sangalla kabupaten Tana Toraja dan beberapa objek wisata masih sangat
alami dan belum tersentuh bahkan belum dikelola oleh pemerintah.
Semoga informasi ini bermanfaat.